Uji disolusi dengan alat Dissolution Tester adalah salah satu jenis uji farmakologi dan farmasetika yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu obat dapat larut dalam cairan atau larutan dalam waktu tertentu. Uji disolusi biasanya dilakukan pada tablet, kapsul, atau bentuk sediaan lainnya yang akan diminum oleh pasien. Tujuan dari uji ini adalah untuk memastikan bahwa obat dapat dilepaskan dan diserap dengan baik oleh tubuh pasien setelah konsumsi.

Prosedur uji disolusi melibatkan penempatan sampel obat dalam suatu wadah yang berisi cairan pengujian, biasanya air atau larutan buatan yang meniru kondisi dalam lambung atau usus. Kemudian, sampel tersebut diaduk atau digoyangkan sesuai dengan metode yang telah ditentukan selama periode waktu yang telah ditetapkan. Selama periode ini, obat akan larut dalam cairan pengujian, dan jumlah obat yang larut akan diukur pada interval waktu tertentu.

Hasil dari uji disolusi digunakan untuk mengevaluasi kecepatan dan tingkat kelarutan obat dalam cairan pengujian. Data ini dapat digunakan untuk membandingkan berbagai formulasi obat, memastikan kualitas produksi yang konsisten, dan memastikan bahwa obat tersebut dapat memberikan dosis yang konsisten kepada pasien. Selain itu, uji disolusi juga dapat digunakan untuk memantau perubahan dalam formulasi obat selama masa simpannya.

Hasil uji disolusi sering digunakan dalam pengembangan dan produksi obat untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas regulasi, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia atau Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.